Mengenai Saya

Foto saya
Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia
The fear of God is the beginning of wisdom
Tampilkan postingan dengan label Artikel Saya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Saya. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Oktober 2022

WEBINAR: DISEMINASI PRAKTIK BAIK MODEL PEMBELAJARAN SOLE BERBASIS TIK MEMANFAATKAN APLIKASI RUMAH BELAJAR



 DISEMINASI PRAKTIK BAIK MODEL PEMBELAJARAN SOLE BERBASIS TIK MEMANFAATKAN APLIKASI RUMAH BELAJAR


    Webinar Diseminasi ini merupakan kegiatan Kolaborasi Sahabat Rumah Belajar dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku dan Sulawesi Tenggara. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 melaui Google Meet ini, dibuka oleh Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Maluku, Dr. La Mansur, S.Pd.,M.Pd. Selain itu, beberapa pihak dari dinas pendidikan dan kebudayaan lintas provinsi juga turut ambil bagian dalam memberikan sambutan diantaranya, Dr. Suriyadi, S.Pd.,M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe dan Drs. H. Mohammad Yunus, M.Pd.I sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Juga turut memberikan sambutan dan motivasi, Duta Rumah Belajar Sultra tahun 2019, Siti Novi Ninarman, S.Si.,M.M.


    Dalam Kegiatan webinar ini, saya berbagi praktik baik pembelajaran yang telah saya aplikasikan di dalam kelas yakni Model Pembelajaran SOLE berbasis TIK memanfaatkan Aplikasi Rumah Belajar dari Pusdatin, Kemendikbudristek. Seminar Online yang di pimpin oleh Shadaqal Abrar selaku moderator ini berjalan lancar dan peserta webinar sangat tertarik akan materi yang di paparkan. Hal ini dibuktikan oleh antusiasme peserta dalam bertanya dan berdiskusi. 

DOKUMENTASI KEGIATAN






Audiensi dengan Balai Guru Penggerak Sultra terkait Pemanfaatan Aplikasi Rumah Belajar dan PMM

 Audiensi dengan Balai Guru Penggerak Sultra terkait 

Pemanfaatan Aplikasi Rumah Belajar dan PMM



    Sahabat Rumah Belajar, kegiatan berikut adalah Kegiatan audiensi dengan Kepala Balai Guru Penggerak Sulawesi Tenggara (BGP) yang merupakan rangkaian kegiatan PembaTIK Level 4 oleh Sahabat Rumah Belajar (SRB) tahun 2022. Pada kegiatan yang berlangsung pada hari Jum'at, 21 Oktober 2022 tersebut, saya ditemani oleh dua SRB asal Sultra, yaitu Rosmaini, S.Pd dan Normayanti S.Pd.,M.Pd. Keduanya merupakan guru yang berasal dari kabupaten yang sama dengan saya, yaitu kabupaten Konawe. 




    Kami melakukan audiensi di kantor Balai Guru Penggerak Sultra dimana kami disambut dengan sangat antusias oleh kepala BGP Sultra. Setelah kami memaparkan program action plan dan berdiskusi beberapa saat lamanya, beliau menyatakan dukungan serta memberikan testimoni terkait pemanfaatan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.


DOKUMENTASI KEGIATAN




Source: Dokumentasi Pribadi
  
             https://youtu.be/6w8X8-uHX5g

SOSIALISASI PEMANFAATAN APLIKASI RUMAH BELAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAWOTOBI

 SOSIALISASI PEMANFAATAN APLIKASI RUMAH BELAJAR 

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WAWOTOBI



    Sahabat Rumah Belajar, 

    Saat ini penggunaan gadget sudah menjadi kebutuhan oleh setiap manusia termasuk peserta didik kita. Gadget yang dimaksud adalah handphone dimana alat komunikasi digital tersebut sangat dekat dengan siswa-siswi kita dan intensitas penggunaanya cukup tinggi. Nah, agar penggunaan handphone lebih bermanfaat bagi mereka, sebagai guru kita bisa memanfaatkannya dalam Pembelajaran. 

    Tersadar akan hal itu, maka pada hari Kamis tepatnya tanggal 20 Oktober tahun 2022, saya melakukan Sosialisasi Pemanfaatan Aplikasi Rumah Belajar kepada puluhan Siswa pada SDN 1 Wawotobi. Saya menjelaskan tentang pemanfaatan Aplikasi Rumah Belajar mulai dari cara menginstall, pengenalan fitur-fitur dalam aplikasi tersebut dan bagaimana memanfaatkannya. Mereka begitu antusias dan tertarik akan fitur-fitur yang terdapat pada Aplikasi Rumah Belajar utamanya fitur Augmented Reality yang cukup baru bagi mereka. 






 Kegiatan sosialisasi ini berlanjut kepada para guru yang mengajar di SDN 1 Wawotobi. Sebelumnya, saya telah berbagi praktik baik tentang pemanfaatan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) kepada mereka. Kegiatan kali ini adalah mengajak kepala sekolah dan guru-guru untuk menginstall aplikasi Rumah belajar dan mengoptimalisasi pemanfaatannya dalam menunjang pembelajaran di kelas.




  Dokumentasi Kegiatan







Source: Dokumentasi Pribadi  
 
              https://youtu.be/ijLwrxa_7Lw

Audiensi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe terkait Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Platform Rumah Belajar dan Merdeka Mengajar

Audiensi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Konawe terkait Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Platform Rumah Belajar dan Merdeka Mengajar



    Sahabat, Rumah Belajar, Berdasarkan tema besar yang diusung oleh PembaTIK tahun 2022 yakni, "Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar", maka diperlukan kolaborasi antar semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Portal Rumah Belajar dan Platform Merdeka mengajar tidak akan berjalan efektif tanpa dukungan dari pihak yang berwenang dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe. Oleh karena itu, saya dan sahabat Rumah Belajar yang juga berasal dari Kabupaten  Konawe, Normayanti, S.Pd.,M.Pd melakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan dan Kabupaten Konawe. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober tahun 2022 ini kami rangkaikan dengan permohonan dukungan serta pemberian testimoni oleh beberapa pihak terkait diantaranya, kepala dinas dalam hal ini, Dr.Suriyadi, S.Pd.,M.Pd, Koordinator Pengawas, Peitan Sutanto, S.Pd.,M.Pd, dan Kepala Seksi Kurikulum, Irmawansyah, S.Pd. 
    Dalam kegiatan tersebut, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Konawe beserta jajarannya sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada Sahabat Rumah Belajar dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi Pemanfaatan Rumah Belajar dan PMM. Sebagai tambahan, Dr. Suriyadi mendorong agar seluruh stakeholder pendidikan memberi dukungan dan kerjasama dalam mewujudkan tujuan tersebut. Beliau juga siap berkolaborasi dan bertransformasi dalam menumbuhkan ekosistem digital menuju merdeka belajar bersama Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar.


DOKUMENTASI KEGIATAN









Source: Dokumetasi Pribadi
             https://youtu.be/likItI20lNo

Sabtu, 15 Agustus 2020

Membangun Indonesia melalui dunia Pendidikan dengan pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan.

" Pembelajaran Daring Sebagai Solusi Pembelajaran di Masa Pandemi"

Riskawati, M.Pd

Siapa garda terdepan dalam terlaksananya pendidikan yang bermutu, yang dapat mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pelaku utama pembangunan? Tidak lain adalah ‘guru’. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak guru yang berpedapat bahwa mereka adalah ‘pahlawan tanpa tanda jasa’, walaupun tidak dapat dipungkiri perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru sudah semakin baik. Walaupun masih banyak guru yang memiliki keterbatasan dalam melaksanakan profesinya, pada kenyataannya, mereka menjadi pemeran utama dalam pendidikan. Olehnya itu, mereka sering mejadi pihak yang paling disalahkan jika pendidikan tidak berhasil. Padahal, perlu juga dipahami bahwa institusi sekolah hanyalah salah satu dan merupakan bagian kecil dari institusi negara dan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil pendidikan. Jika seorang anak berprilaku kurang baik atau kurang berprestasi, seringkali yang disalahkan secara tidak adil adalah guru.

Seorang guru diharapkan menyadari perannya dalam dunia pendidikan. Istilah ‘‘pahlawan tanpa tanda jasa’ sebaiknya tidak menurunkan semangat guru untuk terus berupaya mengembangkan kemampuannya untuk dapat mengabdi dan mengambil peran penting dalam pembangunan melalui bidang pendidikan, dengan senantiasa meningkatkan profesionalitasnya. Memang, kita harus mengakui bahwa guru masih memiliki keterbatasan dalam menjalankan profesinya, tetapi kemajuan teknologi mestinya menjadi tantangan dan sekaligus kesempatan bagi guru untuk semakin menjadi professional dalam menjalankan tugasnya. Kita harus mengakui bahwa, banyak sekolah, terutama yang ada dipedalaman, memiliki fasititas yang sangat minim. Jangankan jaringan internet, kebutuhan ATK bahkan masih jauh dari cukup.

Guru masa kini tidak boleh lagi hanya mengandalkan papan tulis dan spidol untuk, tidak juga cukup dengan buku paket dan buku suplemen lainnya yang tersedia di rak perpustakaan, kalau ada, jika ingin proses pembelajaran yang dilakukannya memberikan pengalaman belajar yang memotivasi bagi peserta didik, yang kemudian menjadi pembelajaran yang berhasil mencapai tujuannya.  Saat ini, guru perlu berinovasi dan berkreasi, dan tidak hanya tergantung pada fasilitas yang disiapkan oleh sekolah. Sebagai konsekuensi dari kemajuan di bidang teknologi, guru masa kini harus melek teknologi. Mereka harus memiliki keterampilan untuk memanfaatkan teknologi yang ada untuk kempentingan pembelajaran yang menarik, memotivasi, dan mengaktifkan siswa belajar.

Melek teknologi terutama menjadi sangat penting saat kegiatan pembelajarn bukan lagi semata-mata urusan dalam ruang kelas. Sudah berbulan-bulan, dan mungkin masih akan berbulan-bulan lagi, pandemi Covid-19 saat ini membatasi interaksi sosial secara tatap muka, dan mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan belajar dan mengajar dari rumah. Artinya, proses belajar dan pembelajaran tidak dilaksanakan dalam ruang kelas. Dalam kondisi seperti ini, tidak ada pilihan lain bagi seorang guru selain menyajikan materi secara daring. Bila tidak, maka proses pembelajaran dan pendidikan tidak akan terlaksana.

Dengan kemajuan teknologi, sudah banyak tersedia aplikasi yang dapat juga diakses dengan “cukup muda” melalui android oleh sebagian masyarakat. Sebagai guru, saya semakin tertantang untuk meningkatkan kemampuan menggunakan berbagai sarana daring yang dapat digunakan untuk keberlangsungan proses belajar dan pembelajaran. Sejak saat kegiatan belajar tidak lagi dibolehkan terlaksana dalam kelas, sebaiknya guru mencari aplikasi dan secara kreatif menyajikan materi secara menarik lewat daring. Sebagai seorang guru SD di salah satu ibukota kecamatan yang boleh dikatakan tidak terlalu terpencil, tapi juga bukan dalam kota besar, saya merasa bahwa dengan upaya yang maksimal, guru dapat menjalankan profesinya secara daring. Walaupun tidak jarang jaringan internet masih menjadi salah satu kendala selain biaya pembelian paket oleh orang tua siswa, tetapi saya kira pembelajaran daring bukanlah suatu hal yang harus dihindari. Dengan beragam keterbatasan, saya pribadi mendapat pengalaman yang baik dari hasil membelajarkan secara daring. Walaupun pernah membeli paket untuk siswa kurang mampu yang penuh semangat mengikuti pembelajaran daring, saya kira tidak ada hambatan bagi setiap guru yang berupaya maksimal. Saya pribadi mengalami betapa para siswa saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran daring Siswa-siswa saya yang sehari-harinya agak introvert, malahan menunjukkan keaktifan saat belajar daring. Pembelajaran lewat daring juga tidak mengurangi interaksi sosial baik antara para siswa maupun siswa dengan guru, sehingga tetap terjalin hubungan komunikasi sosial antara anggota. Saat ini ada sejumlah sarana daring yang dapat dipakai secara gratis, seperti, WA, Google classroom, dan Kaizala yang tidak sulit digunakan dalam pembelajaran daring.

        Saya berpendapat bahwa kebijakan Mas Menteri yang dikenal dengan ‘Merdeka belajar’ yang memberikan kebebasan berpikir para guru, adalah salah satu dorongan agar para guru melaksanakan profesinya secara bebas, tanpa harus terpusat hanya dalam ruang kelas yang dibatasi oleh dinding, tetapi pada ruang kelas yang luas, termasuk ruang kelas maya, demi terlaksananya pendidikan yang bermutu demi terlaksananya pembangunan yang mensejahterakan bangsa.

Jumat, 29 Maret 2019

Artikel Pendidikan


Artikel


Menjadi Guru yang dirindukan
Oleh Riskawati, S.Pd

Menjadi seorang guru adalah tugas yang sangat mulia. Profesi guru berada di posisi terdepan dalam mendidik generasi masa depan bangsa, bagaimana kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan merupakan hasil dari bagaimana seorang guru mendidik dimasa sekarang. Guru kencing berdiri murid kencing berlari, pepatah tersebut menggambarkan bahwa bagaimana karakter seorang guru akan sangat berpengaruh kepada karakter muridnya .
Di balik tumpukan draft kurikulum yang terus berganti, sarana sekolah yang mayoritas belum memadai, dan kesejahteraan yang belum merata, sosok guru menjadi peran sentral kemajuan pendidikan di negeri ini. Tidak hanya berdiri setiap hari di depan peserta didik memberikan pengajaran atau menyelesaikan berbagai tuntutan administrasi yang tidak sedikit,  seorang guru juga dituntut menjadi teladan kehidupan bagi murid. Apakah kita telah menjadi guru yang benar-benar menjalankan amanah tersebut dengan baik?
Berdasarkan standar nasional pendidikan sosok guru dituntut memiliki kompetensi sosial, profesional, pedagogik, dan kepribadian. Sudah banyak berbagai uraian panjang tentang kompetensi-kompetensi tersebut, berbagai pelatihan dan kebijakan pun diadakan untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi tersebut, namun masalah kompetensi guru masih dianggap sebagai pekerjaan rumah sistem pendidikan Indonesia yang tak kunjung terselesaikan.
Di samping kompetensi-kompetensi tersebut, sebenarnya ada satu hal cukup sederhana dan sarat makna namun sering kali terlupa oleh kita, yaitu sebagai seorang guru apakah kita telah menjadi guru yang dirindukan oleh anak didik kita? Apakah kehadiran kita di kelas benar-benar menjadi hal yang ditunggu, atau hadir tidak hadirnya kita dianggap suatu hal yang biasa saja, atau bahkan ketidakhadiran kita justru disyukuri oleh anak didik? Pernahkah kita merenungkan hal tersebut?
Sudahkah kita menjadi sosok yang setiap hari dinanti oleh anak didik di kelas dan menjadi sumber semangat bagi mereka dalam belajar? Atau jangan-jangan selama ini kita sebagai guru hanya menjadi sosok yang menambah keengganan anak didik belajar di kelas atau pertemuan dengan kita justru hal yang menyebabkan mereka membolos dari sekolah. Sudah sejauh apakah kita introspeksi diri terkait hal ini?
Dari berbagai kompetensi yang diwajibkan dimiliki oleh seorang guru, kenyamanan siswa belajar dengan kita adalah salah satu hal yang juga penting kita bangun.  Guru bukanlah seorang diktator yang mengajar dengan aturan bahwa dirinya pasti benar kemudian mengabaikan bagaimana seorang murid bisa nyaman belajar, dan terus menjejali berbagai materi dengan cara yang monoton apalagi tidak bermakna sehingga siswa lambat laun  justru kehilangan selera belajarnya.

Indikator kenyamanan belajar tersebut bisa terukur dari sejauh apa respons anak didik kepada kita. Disapa ketika bertemu, ditanya ketika hari kemarin kita tidak masuk, ditarik untuk masuk kelasnya jika kelasnya kosong tak ada yang mengajar dan ditawarkan untuk dibawakan buku kita ketika mau masuk kelas, bahkan sampai memberikan kejutan dan kado ketika kita ulang tahun bisa jadi ukuran bahwa kehadiran kita dirindu oleh anak didik.
Ketika mendapat kesan guru yang dirindukan tentu akan berdampak positif terhadap semangat dan motivasi mengajar serta mendidik, perasaan terharu karena sebegitu perhatian anak didik kepada kehadiran kita akan menjadi penyemangat ketika rasa jenuh atau capai melanda. Selain itu, respons yang baik dari anak didik juga akan terus mendorong kita untuk selalu berusaha mengembangkan berbagai metode pembelajaran di setiap pertemuan. Begitu juga bagi siswa, perjumpaan yang selalu dinantikan akan membuat siswa mengikuti pelajaran kita setulus hati, merasa enjoy dan tidak terbebani dengan rumus-rumus atau hafalan berbagai pelajaran. Dengan begitu tidak ada lagi guru yang stres menghadapi peserta didik yang dianggap susah diatur mengikuti pelajaran. Juga tak ada siswa yang merasa terpaksa di ruang kelas dengan hanya kelihatan menghadirkan raganya namun jiwanya ke mana-mana. Jika hal tersebut dapat terwujud tentu akan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Lalu bagaimana kiat menjadi guru yang dirindukan tersebut? Dalam kegiatan pembelajaran di kelas tentu kita harus semaksimal mungkin menyajikan pembelajaran yang memang sesuai dengan gaya belajar siswa, berusaha selalu memaksimalkan potensi yang dia miliki, selain itu biasakan juga menuliskan catatan motivasi di hasil PR atau latihannya, memberi pujian atas sebuah kebaikan yang ada dalam dirinya, memberikan nasihat secara santun, menghindari kalimat menghakimi ketika ada kesalahan atau sesuatu yang kurang baik, memberikan perhatian di secara personal seperti bertanya ketika siswa tidak masuk, bahkan mengunjungi rumahnya jika sudah lama tidak masuk karena suatu hal.
Jika kita telah menjadi sosok yang dirindukan anak didik, maka proses mengajar dan mendidik pun terasa lebih harmonis lebih dari sebuah rutinitas menggugurkan kewajiban pertemuan di kelas semata. Tidak hanya pelajaran yang disampaikan diterima dengan penuh antusias, tapi hal-hal positif berkaitan pembentukan karakter pun akan  diteladani oleh mereka. Semoga kita semua bisa menjadi sosok guru yang dirindukan dan membawa perubahan baik dari segi akademis maupun karakter anak-anak-anak didik kita. Amin.